Saturday, March 3, 2012

Cerpenku :D


K e t i k  I b u
T e r l u p a k a
Oleh :: Ummi Amalina P
J IX-1 / 31 J
Mentari masih malas tuk bangun dari tidurnya. Ayampun masih belum berniat tuk mengeluarkan suaranya yang merdu. Namun ibu sudah terjaga  di sepertiga malam itu untuk bersimpuh di hadapan-NYA. Menyebut namaku dan kakak berulang kali serta memohon ridho dan ampunan-NYA.
Saat mentari baru saja menampakkan secercah cahayanya dibukanya trai jendela rumah sambil berdo’a mengucap syukur kepada sang pencipta.  Ibu sudah selesai menyelesaikan beberapa pekerjaan rumah dan sarapan untuk aku,Ayah,dan kakakku ketika jam alarmku baru saja mengusik tidurku.
“Nak,,, Ayo bangun,, sholat subuh,, “ ucap ibu dengan lembut berteriak dari arah dapur untuk membangunkanku dan kakakku. “iya bu,,,” kami menjawab serentak tanpa bergerak dan kembali menyapa selimut hangat kami.”ayo,, le,,nduk,, bangun,,, telat lho sekolahnya,,, ayo wes,, ndang,, mesti iki nek digugahi angel kabeh..” ucap ayah dengan nada yang cukup tinggi yang membuat kami langsung terbiri-birit menuju kamar mandi. Ya,setiap pagi memang suara ibu selalu kami acuhkan “ Ayo to le,,nduk,, ndang bangun,,ndang mbantu ibu,,,” ucap Ayah kembali membangunkanku dan kakakku. “ sssiiiaaaapppp..... brangkaaaatttttt,,,,,” ucap kakak ogah-ogahan.  Aku dan Kakakku cepat-cepat berlari menuju kamar mandi. Berebut kamar mandi!!!! Kebiasaan buruk yang selalu kami lakukan setiap hari.
Sebagai anak perpempuan di rumah ini aku mendapatkan porsi membantu ibu lebih banyak daripada kakakku. Setiap pagi aku bertugas untuk membersihkan sluruh kamar di rumah, dan menyapu halaman dan kakakku bertugas untuk mencuci piring sehabis makan malam,itupun kalau sempat.
Akhir-akhir ini aku dan kakakku yang sama-sama duduk dibangku kelas 3 sama-sama banyak kegiatan,banyak bimbel,tryout,dan kawan-kawannya yang selalu menyita waktu kami untuk bersama Ayah dan Ibu terutama untuk Ibu. Aku berpikir sambil menggumam  ”kasian ibu,, aku tidak pernah lagi membantunya,, ,,lalu apa yang harus aku lakukan??”
“Nduk,,Ayo nak,, ndang cepet-cepet membereskan
kamarnya,, sudah jam 5.15 habis gini setengah 6,, hari ini masuk pagi kan?? Ada PMP kan hari ini??”  seruan ibu membuyarkan lamunanku aku segera menjawab seruan ibu tadi “iya bu,, sebentar lagi yaa,, tinggal kamarku saja yang belum aku bersihkan,,,” ”wes,,wes,,nduk,, ndak usah dilanjutkan lagi,, nanti kamu telat berangkat sekolahnya,, biar ibu saja yang membereskan nanti,,” ucap ibu dengan tulus.
Pukul 6 kurang 10 menit aku tiba di sekolah. Jarak antara rumah dan sekolah  memang tidaklah jauh,apalagi jika kakak yang memboncengku sampai sekolah. kebetulan setiap hari aku dan kakakku selalu bersamaan baik jam masuk sekolah maupun jam pulang sekolah jadi setiap hari kakak selalu setia menjemput dan mengantarkanku ke sekolah. Khusus bila pagi hari hujan turun, aku dan Kakaku selalu diantarkan Ayah dengan mobil sampai ke sekolah.
Teng,,Teng,,Teng,, ,, waktu yang dinantikan pun tiba,, seluruh siswa berhamburan keluar kelasnya menuju ke pintu gerbang dan mencari jemputan mereka masing-masing. Begitu juga  Aku. Aku bergegas menuju pintu gerbang sekolahku dan mencari ke seluruh penjuru. Namun rupanya si seragam putih-abu-abu itu belum datang. Terpaksa aku pun duduk di pinggir trotoar menunggu kedatangannya. 30 menit kemudian kakak datang sambil tersenyum “ he,,he,,he,, maaf ya bon,, tadi aku masih ada urusan sebentar,, maaf yaaaa,,,” “iya,, gak papa kok kak,, tapi ngomong- ngomong kok setiap hari ada urusan sih,, urusan apa urusan hayooooo....” Candaku sambil menyindir kakak yang selama ini sering sekali telat menjemputku. Selidik punya selidik sih katanya kakak selalu mangantarkan “mbak”nya ke rumah dahulu kemudian baru menjemputku.
2 blok rumah sebelum rumahku, aku sudah dapat mencium aroma nan lezat dan gurih. Ya, apalagi kalau bukan bau kue buatan  ibuku. Ibuku memang menerima pesanan kue tapi, tidak setiap hari ibu membuat pesana tersebut terganting seberapa sering orang memesan kue ibu.
“Assalamualaikum,,,ibu,,,,” uc ap aku dan kakak memecahkan kesunyian di siang hari itu. “Waalaikumsalam,,,” ku dengar suara derapan kaki ibu yang setengan berlari  untuk membukakan pintu. Ibu mengulurkan tangannya aku dan kakak pun berebut untuk menggapainya. “ ibu bikin pesanan apa hari ini??”celotehku. “ ada sisanya kan bu??” ucap kakak sambil menggerling nakal ke arah ibu. “iya,, tenang,, pasti ibu sisakan untuk kalian,,, hari ini ibu membuat kue sus dan pie,, nanti ngambil susnya cuman boleh 2 ya tiap anak soalnya sisanya cuman 6 nanti sisanya kan buat yang pesan ya nak,, kalau pienya terserah boleh ambil beerapa ,,”. “oke deh,, siiiaaaapppppp...” ucap kaka dan aku kompak.
            Setelah mengganti baju aku membantu ibu untuk mengisi fla kedalam sus. Namun, ada yang beda dari biasanya.Ibu melarangku untuk membantunya “sudah ndukibu bisa sendiri kok nggak usah dibantuin,,, Adik bubuk aja ya,, biar nanti malem bisa blajar” aku pun menyambutnya dengan senang, “Aseeekkk,,, g jadi bantu ibu nih,, aku bisa tidur enak nih,,” batinku dalam hati.
            Ketika malam menjelang aku mengerjakan tugas di komputer kesayanganku dan kakakku juga mengerjakan tugasnya di laptop kesayangannya. Namun,, akhir – akhir ini karena aku terlalu penat dan capek di sekolah jadi setiap kali aku membuka laptop dan mencari data di internet aku selalu menyempatkan diri untuk membuka facebook-ku. Awalnya mungkin tidak pernah terpikirkan olehku cara tersebut namun suatu saat ketika aku tidak sengaja melihat kakakku mengerjakan tugas(katanya sih..) namun aku justru melihat kakku  sedang asyik chatting dengan kawannya dari itulah aku mulai berpikir untuk menerapkannya, dan alhasil ini membuatku ketagihan ber-facebook ria.
Ibu memanggilku dan menyuruhku untuk membereskan handukku yang masih tertinggal di kamar, namun panggilan itu hanya lewat saja di telingaku. Ya!! Benar!! Aku terlalu asyik dengan chattingku dan tidak menghiraukan seruan ibu. Beberapa lama kemudian Ibu juga memanggil kakak yang asyik dengan laptopnya. Namun sama sepertiku kaka juga tak menghiraukan ibu. Biasanya bila sudah seperti ini bukannya marah ibu justru diam dan mengerjakannya sendiri.
J J J
Hari demi hari pun berlalu aku dan kakak belum bisa berubah. Meskipun beribu-ribu kali  Ibu mencoba menasehati kami meskipun beberapakali ayah harus turun tangan “mendudukkan” kami dan memarahi kami. Namun, itu hanya berlaku paling lama sebulan setelah peristiwa “pen-dudukan” itu aku dan kaka tetap saja seperti biasa cuek terhadap Ibu dan hanya care dengan pelajaranku.
Hingga akhirnya Allah mencoba menasehati kami dengan caranya. Kami sekeluarga diuji oleh-NYA . Ibu jatuh sakit dan harus dirawat dirumah sakit. Aku shock, bingung , terdiam, dan menagis setelah mendapat telepon dari ayah lewat kantor TU di sekolahku. Aku tak tau harus bagaimana padahal waktu itu Ayah sedang ditugaskan diluar negeri. Otomatis Ayah tidak dapat pulang cepat. Dengan cekatan  aku menghubungi handphone kakakku dan mengabarkannya tak lama kemudian kakak berhasil mendapatkan ijin unntuk pulang lebih awal dan menjemputku ke sekolah.
Namun sepertinya Allah ingin menguji aku dan kak lebih berat lagi. Ijin dari sekolah untuk pulang lebih awal tidak dapat keluar dengan mudah karena pihak sekolah tidak percaya bahwa yang menjemput adalah kakakku. Kami tidak kehabisan akal kutelpon handphone Ayah dan meminta kepada ayah agar Ayah berbicara kepada guru piket yang tidak punya hati itu. Akhirnya akupun diijinkan pulang oleh guru itu.
Kami langsung meluncur ke arah rumah sakit dimana Ibu dirawat. Sialnya Ditengah jalan terjadi demo yang mengharuskan aku dan kakak memutar jalan lebih jauh lagi untuk sampai ke rumah sakit.
Alhamdulillah kami sampai satu jam kemudian karena jalan memutar itu ternyata tidak sedekat yang kita bayangkan sebelumnya. Kami langsung menanyakan kamar ibu di resepsionis. Setelah menemukan kamar ibu kami langsung menuju ke arahnya dan memeluk ibu di ranjang berbau obat itu.
Aku menangis melihat kondisi ibu begitu juga kakakku tangan ibu dimasuki beberapa jarum yang menurut keterangan tetanga yang membawa ibuku ke rumah sakit itu adalah jarum untuk memasukkan cairan infus dan obat untuk ibu.
Aku masih menangis ketika mendengar cerita dari tetanggaku tersebut. Alhamdulillahn tetanggaku datang disaat yang tepat ketika itu Bu Sugianto(nama tetanggaku) sedang berniat untuk mengantarkan kue yang baru saja dicobanya menggunakan resep ibu. Tiba- tiba bu sugianto melihat ibu terbaring di sajadahnya . Tanpa pikir panjang  Bu sugianto menghubungi taxi dan membawa ibu kerumah sakit. Dalam hati aku menyesal ” mengapa bukan aku yang mengetahui keadaan ibu terlebih dahulu?? Aku kan anak ibu seharusnya aku tahu kondisi ibu...kenapa harus tetanggaku yang mengetahuinya terlebih dahulu” batinku berurai airmata.
Selama Ibu sakit  aku dan kakak sengaja membolos bergantian  beberapa hari ini karena menjaga ibu. Khusus hari ini aku dan kakak membolos bersamaan karena hari ini adalah hari dimana keluarnya hasil tes ibu. Kami selalu berdo’a dan berharap ibu baik- baik saja. Ketika kakak dipanggil oleh dokter yang menangani ibu aku berbisik kepada kakak “Kak,, nanti beritau ya hasil ibu,, Apapun itu ya kak,,, “ “iya bon,, tenang aja kalii,,, “ ucap kakak sambil tersenyum untuk menutupi rasa khawatirnya.
Krrrrriiiiieeeekkkkkk,,,,, terdengar suara pintu kamar ibu terbuka. Derap langkah kakak dan decitan pintu itu berhasil membuatku terbangun dari lamunanku. Aku langsung mendekat ke teling kakak dan berbisik “gimana hasilnya??” “Alhamdulillah nggak papa kok bon,, Ibu Cuma kecapaian” bisik kakak. “lalu?? Knapa ibu sampai hampir seminggu disini dan menjalani beberapa tes??” sautku mulai penasaran. “Iya karena ibu perlu istirahat selama ini kan ibu sibuk dirumah menguruso kita.. jadi sekarang kita yang bergantian mengurus ibu kan??” ucap kaka dengan bohong. “yaaa tauuuuu,,,, itu bukaan pertanyaankkuuuuu,,,” ucapku mulai geram. “iya,,iya,, aku jelaskan apa adanyaya,,” ucap kakak dengan telaten. “ begini,, kata dokter,, ibu terlalu sering tidur malam dan kurang istirahat..” “ya lalu???” potongku tak sabar. “Empedu Ibu bengkak dik,, memeng tidak apa- apa karena ini masih baru pertama kali tapi kata dokter bila nanti sesudah pulih ibu terserang penyakit ini empedu ibu bisa- bisa pecah” “aaaaaaaaaaaaaa.....aa” jeritku pilu. “iya mangkannya mulai sekarang kita harus janji yaa,, membantu ibu setiap hari seperti sebelum kita duduk dikelas 3 yaaa,,,,” “emmmm... “ janjiku pilu sambil menganggukkan kapala perlahan.
Terdengar suara derap kaki di keheningan malam di rumah sakit itu. Aku terjaga dari tidurku sedangkan Kakakku memang sedang bangun untuk menjaga ibu. “siapa itu kak??” ucapkku perlahan. “Enggak kok,, paling- paling juga dokter yang sedang visite malam” ucap kaka dengan tenang. Derap langkah itu terdengar semakin mendekat dan membuatku penasaran. Kubuka pintu kamar ibu. Spontan aku menghampiri sumber suara itu dan bergegas memeluknya sambil terisak.
Kedatangan Ayah cukup menghangatkan suasana di kamar ini. Ibu terbangun karena mendengar suara Ayah. Kami bercakap-cakap memecah keheningan malam yang semakin dingin ini dikamar ibu.
Ibu terlihat senang karena keluarga kami berkumpul mungkin itu juga yang membuat ibu ingin cepat-cepat terbebas dari udara berbau obat ini. 3 hari kemudian ibu diperbolehkan pulang kerumah oleh dokter. Aku dan Kakak senang sekali mendengarnya. Sejak kejadian itu aku dan kakak berjanji pada diri kami masing – masing untuk tidak terlalu mementingkan tugas sekolah lagi karena ternyata disamping itu masih banyak yang harus kita pedulikan yaitu orang yang kita sayang. Ibu dan Ayah kita yang selalu ada untuk kita.J

J J J

0 Comments:

Post a Comment



By :
Free Blog Templates

Twitter Bird Gadget